Dari buku ini, kita menjadi tahu tentang apa yang berseliweran di sekitar orang nomor satu di pemerintahan Indonesia.
—
MELIHAT sampulnya, sekilas kita seolah sudah mengetahui apa yang ditulis di buku Cerita dari Sudut Istana. Pasti tentang Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi.
Namun, buku karangan dua penulis, Alois Wisnuhardana dan Jojo Raharjo, ini sama sekali tak mengupas tentang siapa dan apa yang dilakukan presiden yang pernah menjadi wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta tersebut. Pembahasan tentang itu sudah banyak dikupas buku-buku lain tentang Jokowi yang sudah banyak beredar.
Buku ini lebih bercerita tentang sisi pemberitaan yang ada di sekitarnya. Kita akan menjadi tahu bagaimana tim yang ada di dalam tempat kerja presiden mengolah sebelum disebarkan ke media dan disampaikan ke masyarakat. Ternyata bukan hal yang mudah. Sebab, topik yang diangkat bukan hanya soal politik dan sosial. Tapi juga kesehatan, bahkan olahraga.
Tokoh sentral di buku ini adalah Moeldoko. Statusnya sebagai kepala staf kepresidenan. Dia menggantikan Teten Masduki sejak awal 2018.
Sosok Moeldoko yang berlatar belakang militer yang biasanya dianggap kaku harus bisa luwes dengan jabatan barunya tersebut. Apalagi, dia mesti menghadapi awak media yang dikenal cukup kritis.
Di belakang lelaki dengan pangkat terakhir bintang empat tersebut ada sebuah tim yang bertugas untuk membantu. Bahkan, sejak awal menjadi kepala staf kepresidenan, Moeldoko sudah memerintahkan untuk memperluaskan semua kegiatan dan program yang dilakukan oleh staf kepresidenan.
Buku yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama itu banyak memuat juga tentang rilis-rilis yang dibikin oleh kantor staf kepresidenan. Permasalahannya pun beragam. Ada yang berisi masalah penembakan di Papua (halaman 13), Baiq Nuril, seorang guru honorer di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengajukan permohonan amnesti (halaman 25), dan tenaga kerja asing (halaman 83).
Ada sebuah bab yang khusus membahas seseorang. Dia bukan Presiden Jokowi ataupun Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Dia adalah Ali Mochtar Ngabalin. Ya, di bab 5 atau yang dimulai dari halaman 95, sosok lelaki kelahiran Fakfak, Papua Barat, 25 Desember 1968, tersebut dinilai menarik. Sebab, sebelumnya lelaki yang lebih sering dipanggil Ngabalin tersebut merupakan politikus yang dikenal sebagai penentang Jokowi.
Ngabalin ini oleh penulis, mungkin khususnya Jojo, diibaratkan Gennaro Gatusso. Seorang pemain tengah asal Italia yang punya karakter merusak permainan lawan.
Ada juga cerita tentang bagaimana mendinginkan suasana negara. Pada bab 12 dengan judul Rekonsiliasi, dikisahkan pertemuan Jokowi dan rivalnya di pemilihan umum presiden, Prabowo Subianto, di Asian Games 29 Agustus 2019 dan Stasiun MRT pada 13 Juli 2019. Bak kilat, pertemuan keduanya langsung tersebar ke segala penjuru.
Pemakaian subjudul Kisah tentang Peristiwa dan Berita yang Menghiasi Panggung Media juga cukup tepat. Semua hal yang pernah menjadi headline di media cetak maupun sorotan tajam dari televisi ada di dalam buku ini. Teori komunikasi yang bisa dikatakan cukup usang benar-benar dijalankan oleh kantor staf kepresidenan, yakni Teori Laswell.
Ilmuwan politik asal Amerika Serikat itu menyatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan: who, says what, in which channel, to whom, with what effect (siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, efek apa).
Dengan membaca buku ini, kita menjadi paham bagaimana semua masalah yang terjadi di negeri ini bisa menjadi ’’indah’’ saat dikelola oleh kantor staf kepresidenan. Rilis dan pendekatan kepada media juga menjadi sebuah senjata untuk mengurangi tekanan kepada pemerintah. Kita juga seolah diajari bagaimana membuat rilis yang efektif.
Sebenarnya tak salah dengan menonjolkan sosok Moeldoko. Sayangnya, seorang Teten Masduki yang digantikan cuma sekelebat disebut. Tanpa ada keterangan bagaimana di era kepemimpinannya.
Juga tak disebutkan bagaimana proses keredaksian saat mengolah sebuah kejadian sebelum dikeluarkan menjadi rilis dan disebarluaskan.Tentu di sini akan terjadi sebuah pergulatan. Sayangnya, kita tak menemukannya.
Namun, itu tetap tak mengurangi bagaimana pembaca mengetahui ada kehidupan komunikasi serta kehumasan di sebuah tempat berkantornya orang nomor satu di negeri ini. (*)
Judul buku: Cerita dari Sudut Istana; Kisah tentang Peristiwa dan Berita yang Menghiasi Panggung Media
Penulis: Alois Wisnuhardana, Jojo Raharjo
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I: Desember 2019
Tebal: xv + 349 halaman
ISBN: 978-602-06-3553-8
—
Sidiq Prasetyo , Wartawan Jawa Pos
Editor : Ilham Safutra