Drama derbi Kali Mersi antara Liverpool vs Everton masih menyisakan buntut cerita yg berkelanjutan di media Inggris, meski skor akhir sudah tertulis: 2-0.
Dalam konferensi pers selepas pertandingan, Pak Klopp menyebut secara khusus legenda Divock Origi dalam tiap game melawan Everton.
Dalam 10 game terakhir melawan Everton, Origi mencetak 6 gol dan satu umpan berujung gol. Tidak ada pemain Liverpool lain punya catatan sekinclong dia. Salah satu gol yang paling diingat tentu saja sundulan Origi di menit terakhir setelah misskick van Dick kena mistar lalu ditepis Pigford, lalu disundul ke gawang oleh Origi. Gol itu berujung maaf Klopp, yg saking girangnya masuk ke lapangan dan berpelukan ala teletabis dgn Allison.
Drama 2-0 semalam pun masih berlanjut ketika Lampard tampak kesel banget pihaknya gak dapet penalti ketika Anthony Gordon disenggol Matip di kotak penalti Liverpool. Padahal, Salah juga diberlakukan sama di kotak penalti Everton dan gak berujung spotkick.
Leon Osman, mantan Everton yg jadi pundit di Sky TV juga mengkritik keputusan wasit yg nggak menghukum Mane karena mengarahkan mukanya ke pemain Everton.
Jika kartu yg dipakai ukuran, tekel Pigford ke van Dick yg berujung kacaunya performa Liverpool musim lalu, tidak diganjar kartu kuning sekalipun, sementara Virgil harus menepi semusim penuh, dan Liverpool kehilangan momentum memuncaki klasemen yg berujung lepasnya gelar juara Liga ke tangan City.
Drama lain yang tak kalah seru dibahas tentu saja aksi Alli meniru Pigford, yg dalam pertandingan itu nyaris selalu merebahkan diri ke rumput tiap kali menangkap bola, demi mengulur waktu. Klopp mengakui, ritme tekanan anak-anaknya jadi kacau karena tiap kali bola ditangkap kiper, butuh waktu bahkan sampai 5 menit utk bola jalan lagi.
Beruntung maskot derbi dalam diri Origi diturunkan, dan dalam sentuhan pertamanya mengumpan ke Salah, diteruskan pemain Mesir itu ke tiang jauh lalu disundul Robertson dan bola pun nyemplung ke gawang.
Derbi musim ini memang keras. Liverpool tengah berjuang merebut juara, sedangkan tetangganya berjuang lepas dari ancaman degradasi. Jika Everton sampai bablas ke Liga Championship, rekor mereka bertahan di liga kasta tertinggi akan pupus setelah sekitar setengah abad lamanya.
Itu juga sekaligus menunjukkan menganganya selat kualitas yang memisahkan antara kedua tim. Selisih angka keduanya terentang 50 poin. Jika di tahun 1980an kedua klub bergantian juara liga, Everton hari ini memang lebih pantas turun kelas ke liga lebih rendah.
Klopp sendiri ingin Everton bertahan, karena derbi ini adalah derbi terpanas di Inggris, tak peduli kualitas antara kedua tim yg njomplang. Derbi, selalu melahirkan drama tak terduga. Dan di situlah tampak sisi-sisi manusiawi dari sebuah pertandingan bola yg sarat dengan emosi.