TARAKAN- Masyarakat Indonesia sudah sangat cerdas memilih jenis berita dan informasi yang hendak mereka baca dan dengarkan. Di Kalimantan Utara (Kaltara), provinsi termuda di Indonesia, masyarakat di sana juga cukup bijak memilih-milih informasi, tidak membiarkan berita hoax menyebar.
“Fitnah dan berita bohong kita lawan,” kata Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie saat memberikan arahan kepada Humas-humas se Provinsi Kalimantan Utara dengan tema ‘Meningkatkan Citra Pemerintah Terkait Penanganan Hoax’ di Tarakan, 12 April 2017. Turut hadir dalam acara ini Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden, Alois Wisnuhardana yang membawakan materi tentang penanganan berita hoax.
Dewasa ini kita menghadapi era keterbukaan informasi, dan kompetisi dengan negara lain. Kalau tidak mampu mengelola informasi, maka itu melemahkan daya saing dan meruntuhkan hal-hal positif yang dibangun pemerintah.
“Contohnya, apa yang dilakukan Presiden Jokowi. Presiden sudah bekerja keras dengan niat lurus membangun Indonesia, tapi masih saja ada berita bohong disebarkan, dan caci maki. Sebagai gubernur, saya pun mengalami hal yang sama. Boleh kita komplain, tapi tidak boleh mencaci maki. Presiden itu simbol negara, siapa yang menghargai kalau bukan rakyatnya,” kata Irianto.
Iranto melanjutkan, sangat disayangkan jika ada orang-orang berilmu yang kerjanya terus menerus menyebarkan kebencian atau fitnah. Padahal orang berilmu dengan tidak dibedakan dari tatakrama, sopan santun dan integritas.
“Tapi kalau hatinya beku, sulit menerima informasi kebaikan, inginnya menebar kejelekan,” ujar Irianto yang sebelumnya menjabat Setprov Kalimantan Timur.
Sementara, dalam paparannya Alois Wisnuhardana menjelaskan kategori berita-berita hoax yang beredar di media sosial. Tenaga humas pemerintah harus tanggap dan cepat merespon, selain itu, sinergi dalam meningkatkan berita positif terhadap pemerintah adalah hal penting.