Listrik di China

Kali Yalong

Kali Yalong di China jadi sumber energi bersih terbesar yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi China secara signifikan. Bersumber dari aliran kali ini, dibangunlah pembangkit listrik bertenaga air berskala gigantik.

Dua dam dibangun di sisi hulu, dinamai Jinping-I dan Jinping-II. Mengambil nama dari pemimpin besar China Xi Jin Ping. Dam pertama mampu menghasilkan listrik sebesar 3,6 GW, sedangkan yang kedua lebih besar lagi, 4,8 GW. Sehingga dari dua dam ini saja China bisa memanen sumber energi listrik bersih berukuran 8,4 GW. Jumlah segitu setara dengan pembakaran batu bara sebesar 10 juta ton per tahun jika listrik dibangkitkan dengan PLTU.

Dam yang terletak di provinsi Sichuan, kawasan barat laut China, dibangun di atas ketinggian mendekati 2.000 meter di atas permukaan laut. Tepatnya di angka 1.880 mdpl. Untuk membayangkan ketinggiannya, posisi dam ini sama seperti bangunan di atas puncak Merapi di Jogja sana. Jadi, ini adalah suatu proyek konstruksi yang dibangun di titik tertinggi yang pernah dibangun manusia di kolong bumi ini.

Karena dibangun pada bentang alam di ketinggian yang bergunung-gunung, tak heran jika jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik penting bangunan tidak melewati lereng-lereng gunung, tapi digangsir dengan melubangi perut-perut gunung. Jadi, di dalam kawasan pegunungan ini, dibangun terowongan-terowongan yang menghubungkan satu titik ke titik lain, yang total panjang terowongannya mencapai hampir 17 km. Tepatnya adalah 16,7 km. Tak heran jika di dalam perut gunung, kita akan menjumpai protelon/pertigaan atau prapatan/perempatan jalan. Yang nggak ada cuma proliman.

Dam pertama berukuran lebih besar dari dam kedua. Jinping-I punya ketinggian 305m dengan lebar antar tepian dinding dam di puncaknya mencapai 568m. Lebih dari setengah kilometer. Sementara Jinping-II masing-masing tinggi dan lebar 239 dan 487 meter. Dengan ukuran dam yang ngedab-edabi tersebut, China membangunnya dengan kecepatan luar biasa yakni 9 tahun. Dari 2005 sampai 2014. Normalnya, satu dam dibutuhkan waktu pembangunan sekitar 8 tahun. Ini dua dam, tapi cuma 9 tahun.

Dari dua dam ini, kapasitas tampung air yang dihasilkan mencapai 17,8 miliar meter kubik. Air yang ditampung di dalam reservoir tersebut kemudian dialirkan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik. Dua dam ini dibangun dengan teknologi konstruksi paling maju yang pernah dibuat manusia untuk memastikan dapat beroperasi secara efisien sekaligus mengurangi dampak lingkungan yang paling minimum.

Listrik yang dihasilkan kemudian ditransmisikan menggunakan sistem HVDC atau high-voltage direct current, suatu teknik pengaliran listrik bertegangan sangat tinggi dan mampu mengurangi fluktuasi setrum sehingga menekan losses –hilangnya setrum dalam perjalanan— pada proses pengirimannya ke titik-titik yang membutuhkan listrik di China, yang sebagian besar ada di kawasan timur dan selatan berjarak ribuan kilometer.

Berapa duit yang dikeluarkan China untuk membangun dam ini?

Beberapa sumber menyebutkan bahwa proyek ini menghabiskan anggaran lebih dari 12 miliar US$. Persisnya adalah 12,4 miliar US$ atau sekitar 186 triliun rupiah. Namun besarnya angka ini tidak dapat dilihat sebagai angka semata-mata yang sia-sia belaka. Dari proyek pembangunan ini, terserap lebih dari 20 ribu tenaga kerja, baik tenaga kasar alias kuli sampai dengan para insinyur dari berbagai bidang. Itu baru tenaga kerja yang langsungnya. Belum yang tidak langsungnya, yang umumnya bisa tiga atau empat kali lipat lebih besar. Artinya sekitar 60 hingga 80 ribu lapangan kerja.

Proyek ini juga tidak hanya mampu menciptakan lapangan pekerjaan dalam ukuran yang sangat besar, tetapi juga menghasilkan manfaat yang jauh lebih besar. Antara lain pengendalian banjir di kawasan hilir, mitigasi kekeringan di kawasan dataran tengah dan bawah, serta pengurangan emisi karbon ke udara dalam skala yang sangat besar. Selain tentu saja tersedianya listrik dengan harga yang sangat murah dan tidak mengakibatkan polusi udara.

Bagaimana bisa dikatakan menghasilkan listrik murah? Dalam produksi energi listrik, biasanya terdapat dua komponen penting yaitu komponen investasi/pembangunan pembangkit dan komponen bahan bakar. Pembangkit gas atau batu bara misalnya, bahan bakarnya harus dibeli dan biasanya menjadi komponen biaya yang sangat besar ketika sebuah pembangkit sudah beroperasi. Sedangkan Jinping I dan II ini, meskipun biaya investasinya relatif besar, tidak lagi butuh komponen bahan bakar, karena bahan bakar penggeraknya ya air itu sendiri, yang didapat secara cuma-cuma. Sama seperti bahan bakar yang bersumber dari matahari atau angin. Alam telah menyediakannya secara gratis tis…tiss…

Dalam perspektif bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya akan listrik menggunakan imajinasi dan akal budi, pengetahuan, keterampilan yang dimiliki, dam yang dibangun di Kali Yalong oleh China ini adalah salah satu puncak pencapaian tertinggi yang mengundang decak kagum tiada henti. Alam yang keras ditaklukkan. Tidak hanya dengan semangat dan tekad, tapi juga dengan kalkulasi dan perencanaan yang hebat. Alam yang sulit dijinakkan karena justru di dalam kondisi yang keras dan sulit itu, tersimpan suatu energi yang ketika diolah menghasilkan manfaat yang berlipat-lipat.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *