Jordan Henderson

Kapten Bebek

Ada pemain muda. Oleh talent scout alias pemandu bakat, disodorkan ke Alex Fergusson, yg saat itu adalah pelatih yg paling jago membidik dan mengendus talenta pemain, dan punya uang untuk membeli pemain yang ia inginkan berapapun harganya.

“Anak ini larinya aneh. Postur badan dan kakinya nggak seimbang. Lihat aja larinya kayak bebek. Dia nggak akan jadi pemain hebat.”

Begitu kata Fergie.

Pemain muda didikan Akademi Sunderland itu pun tidak jadi dilirik Manchester yg ingin menyegarkan lini tengah mereka. Maka, jadilah ia bukan bagian dari Setan yg warnanya merah.

Namun Merah yang lain, meliriknya. Transaksi kejadian, sang pemain, segera jadi bagian dr tim, tapi lini tengah sudah penuh sesak dengan pemain-pemain yg sudah matang.

Alhasil, di situ ia juga tak kunjung dapat tempat utama, sampai-sampai hampir frustrasi dan ingin pindah klub supaya tetap bisa main bola. Ia memilih bertahan. Sambil terus mengasah dan menambah jam main bolanya.

Pelatih klub Merah, menangkap tekad dan ambisinya. Tapi lalu berganti lagi dengan pelatih non Inggris Raya. Jerman tepatnya. Org asing ini memberinya kepercayaan penuh sbg pemimpin di lapangan hijau.

Tibalah saatnya kapten legendaris Si Merah Steven Gerrard cabut dan memilih merumput di AS. Singkat cerita, ia dinilai punya kapasitas memimpin. Jadilah ban kapten itu jatuh ke lengan miliknya.

Setelah Gerrard pergi, final demi final dilalui oleh klub di bawah komando sang kapten bebek. Tapi kapten anyaran ini praktis gigit jari pada setiap usaha pertamanya.

Final Eropa Cup, gagal. Final Carabao, sami mawon. Final Liga Champions juga nggak ngangkat piala. Kalah semua di partai final.

Setelah kepahitan demi kepahitan, piala pertama pun akhirnya didapat. Mengangkat piala Liga Champions 2019. Setelah itu, Super Cup, lalu World Club Cup. Setelahnya, malah Liga Inggris di tahun 2020, setelah fans selama 30 tahun kenyang dengan ejekan klub yg tinggal puing-puing sejarah.

Musim ini, tambah lagi piala yang ia angkat. Carabao Cup. Lalu FA Cup 2022 yang paling anyar.

Dengan demikian, enam jenis piala yg tersedia di dalam semua turnamen bola, sudah dia angkat.

Hari ini, Jordan Henderson, pemain yg dibilang larinya kayak bebek, adalah kapten pertama sebuah klub bola di Inggris yg bisa mengangkat semua piala yg ada di depan mata.

Hidup memang nggak pernah bisa ditebak. Semuanya tempe. Nggak ada yang tahu.

Yg kemarin dihinakan diremehkan, hari ini bisa berkebalikan. Perkiraan orang sehebat dan sepengalaman apapun, kadang tetap ada melesetnya.

Tekanan dan frustrasi sehebat apapun, ketika ia bertahan dan melihat ke depan bersama mimpinya, akan sampai pada kegemilangan yg dia dambakan.

https://www.facebook.com/wisnuhardana/videos/374459188064314

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *