Setahun sudah pandemi Covid-19 melanda bumi. Belum ada tanda-tanda menuju normal. Tapi semua langkah sedang diupayakan menuju ke sana.
Perjalanan masih akan panjang, dan pandemi telah mengubah banyak hal. Ia menimbulkan tumpukan masalah, tapi juga membukakan masalah yang selama ini terkubur, tersembunyi, atau sengaja dibuat demikian.
Kesehatan manusia tentu masih akan menghadapi tantangan berat. Penyakit-penyakit klasik —jantung, paru-paru, diabetes, tuberkulosis, dengue– belum juga mampu kita basmi habis, lalu virus Covid-19 menimpalinya.
Manusia dihadapkan pada bayangan kematian yang nyata, meski jumlah korban meninggal akibat virus ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan wabah atau pandemi influenza seabad silam.
Kita memang selalu merindukan suatu kehidupan yang panjang –sampai-sampai ingin hidup seribu tahun—meski yang ingin kita panjangkan itu mengandung kepahitan.
Pada tahap awal pandemi, upaya untuk mengisolasi virus dilakukan oleh pemerintahan bangsa-bangsa, dalam skala yang belum pernah terjadi seingatan manusia yang hidup hari ini. Artinya, tidak ada orang atau bangsa yang pernah punya pengalaman ini sebelumnya. Menutup diri, membatasi pergerakan manusia di ruang publik, melacak yang terpapar, mengobati yang sudah terkapar, menjadi ikhtiar yang terus dikejar.
Tapi virus –barang tak kelihatan mata—terus merayap tak bisa dihambat. Langkah-langkah untuk menjaga ketahanan tubuh, kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan, tentu tak bisa dikesampingkan sebagai upaya penanggulangan dan penularan yang makin luas. Tapi virus telah merangsek lebih dalam.
Virus hari ini telah bersemai di ruang-ruang privat manusia. Di rumah-rumah. Sudah tidak diketahui lagi dari mana ia datang dan kemudian singgah menghampiri anggota-anggota rumah yang paling disayang. Mereka yang komorbid makin jeri menatap situasi. Sarana-sarana medis terutama rumah sakit dalam kondisi makin terjepit, lantaran bangsal-bangsal telah penuh dan para tenaganya –dokter, perawat, sampai petugas administrasi—juga berada pada titik yang sangat jenuh.