Ada yang tanya sekaligus mengkritik sikap dan tindakan saya.
“Apa nggak capek kamu jadi orang yang selalu dimanfaatin orang?”
Saya agak bingung menjawabnya. Setiap kali bercermin, dalam keadaan berbaju maupun telanjang bulat, saya selalu bertanya kepada sosok di cermin, “Apa manfaatmu dalam hidup ini?”
Dan ketika jawaban demi jawaban melintasi pikiran yang tanpa batas itu, saya selalu begitu mudah menemukan jawaban-jawaban itu. Setidaknya buat orang-orang yang paling dekat dalam hari-hari saya.
Maka, dalam cermin itupun, saya menemukan jawaban yang pas.
“Saya kok nggak merasa capek. Wong saya menjalaninya dengan gembira. Kalau saya punya perasaan sebaliknya, tidak pernah ada orang yang memanfaatkan saya, itu artinya saya tidak bisa menjadi manusia yang gembira.”
Lagipula, jika perasaan-perasaan bermanfaat itu tidak ada sama sekali, jangan-jangan aku adalah manusia tak punya manfaat. Jadi, kalau kamu nggak pingin dimanfaatin orang lain, jadilah orang yang tidak bermanfaat, sehingga orang juga bingung, mau manfaatin apa dari dirimu atau bagian sebelah mana dari dirimu yang berguna buat orang-orang di sekelilingmu.