Ahsan Hendra itu pasangan bapuk. Tua-tua semua. Panggilannya aja The Daddies, sekadar menunjukkan mereka berdua udah punya buntut.Tapi jangan ditanya soal capaiannya. Makin anak-anak mereka tumbuh besar, prestasi bapak-bapaknya ikut-ikutan membesar, makin kinclong. Pasangan muda China mereka tenggelamkan di semifinal All-England 2022 untuk menuju final.
Lawannya di final sebaliknya. Bagas Fikri adalah anak-anak bau kencur di belantara Birmingham yang sudah menyejarah. Meski terbilang bau kencur, yang dibikin hancur di semifinal bukanlah pasangan kaleng-kaleng: Minions. Kevin dan Gideon.
Trofi yang diraih Minions di berbagai turnamen dan kejuaraan bulutangkis, sudah pasti lebih banyak daripada umur Bagas atau Fikri. Namanya juga perjaka bau kencur.
Maka, final All-England di ganda putra adalah pasangan bau kencur lawan bapack-bapack. Mungkin ini adalah final pertama ganda putra dengan selisih umur paling lebar dalam sejarah tua All-England. Pasangan yang satu sedang melepas umur dua puluhan mereka, sedang yang satunya sedang menuju empat puluhan.
Bagas yang asal klub Djarum baru berumur 24, sedangkan Fikri yang besar di klub SGS-PLN Bandung, malah mudaan setahun. Sementara Ahsan lahir di tahun pemilu 1987, yang artinya sudah umur 35 tahun. Hendra malah lahir di tahun 1984, yang artinya sudah mau 40 dua tahun lagi. Di turnamen resmi, kedua pasangan belum pernah bertemu. Maka, pertemuan pertama dalam sebuah final paling bergengsi di kejuaraan bulutangkis, pasti menggairahkan dan menarik untuk disaksikan.