Tadi sore setelah meeting dengan relasi, saya bertemu dengan Florence di Hotel Pulman Central Park.
“Boleh tahu engga?” tanyanya. Saya mengerutkan kening.
“Tahu apa?” kata saya.
“Kejahatan pasar modal”
“Untuk apa lu tahu?
“Mau tahu aja!”
Saya senyum aja. Ada apa dia mau tahu segala. Tapi okelah saya akan beritahu.
“Gini ya. Yang soft dan keren. Kinerja perusahaan kita melemah. Cash flow sulit. Hutang sulit dibayar. Tapi aset masih besar. Nah kita bisa dekati perusahaan yang akan mendukung bisnis kita. Kita adakan deal untuk akuisisi perusahaannya. Tentu deal bagi bagi. Kemudian kita right issue untuk tujuan akuisisi. Dengan adanya merger itu nilai saham kita akan naik. Keliatannya bagus untuk perbaiki fujndamental perusahaan. Padahal tujuannya hanya untuk membentuk harga saham saja. Dan dapat exit, bayar utang serta memperbaiki cash flow.”
“Terus… Apa lagi?
“Skema hedge fund. Kita pooling fund untuk tujuan kuasai saham dalam jumlah besar. Dengan demikian kita bisa market maker. Sehingga kita bebas naik atau turunkan harga saham. Ini disebut juga dengan istilah cornering the market. “
“Terus apa lagi?”
“Kita bentuk beberapa nominee rekening efek. Terus kita gerakan antar rekening untuk melakukan perdagangan, seperti wash sales, matching order, Jadi harga saham terbentuk sesuai mau kita. Sebenarnya itu transaksi semu. istilah ini dikenal dengan Painting the tape. Agar keliatan normal, ya pada saat menjelang penutupan pasar atau istilahnya, marking the close, kita rekayasa harga pembelian dan penjualan. Ya kita Pump-pump dengan cara manipulasi.”
“Terus…?”
“Pada saat IPO kita dekati underwriter yg lakukan special allotments, dan berharap kesannya oversubcribed. Jadi harga saham akan mahal.Tapi kalau menjelang alokasi saham ternyata harga engga naik, ya batalkan. Kalau harga memang naik, ya beli dan jual disaat harga mahal. Itu namanya free riding.
“Oh gitu. Terus gimana kalau investor seperti dana pensiun ternyata kena modus penipuan bursa. Sehingga saham yang dia beli jatuh harganya terlalu dalam, Walau belum terjadi kerugian karena belum dijual. Tapi kan actual asetnya susut. Gimana caranya menghindari audit atas adanya kerugian itu?” tanya Florence.
“Ah gampang itu. Tinggal minta perusahaan sekuritas atur penerbitan mutual fund dengan underlying saham saham itu dengan harga perolehan. Jadi di necara bukan lagi saham yang harganya jatuh, tetapi reksadana dengan harga perolehan saham. Aman dah. Engga keliatan rugi atau unrealised loss. Selanjutnya terus aja beri peluang penipu untuk bancakin Dana pensiun. Nanti setelah selesai operasi tipu tipu, ya terbitkan lagi mutual fund. Begitu aja terus.”
“Terus apa yang terjadi bila engga ada lagi yang mau dibancakin?Uang habis.”
“Yadapen punya cara banyak. Bisa lewat penundaan claim, tunggu uang dari peserta baru, atau meningkatkan jumlah iuran.”
“Kalau itu juga akhirnya tidak mencukupi?
“Ya surrender. Negara pasti bailout. APBN bayar,” kata saya senyum.
“Bussyet..rakyat kecil juga yang jadi korban,” muka Florence berubah marah.
“Memang nasib rakyat jadi kambing. Dikorbankan waktu menjelang hari raya qorban. Biasa saja. Kenapa mau jadi orang bego,” kata saya tersenyum.
________________
Erizeli Jely Bandaro, dengan suntingan seperlunya.