PT PLN (Persero) meraih penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards pada kategori Pelaku Usaha Besar dalam kegiatan Indonesia SDGs Annual Conference yang diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), di Yogyakarta pada Senin (6/11/2023). ANTARA/HO-PT PLN

PLN (Persero) Meraih Penghargaan Implementasi SDGs dari Kementerian PPN/Bappenas

Penghargaan tersebut diraih PLN berkat program Electrifying Agriculture (EA)…..

PT PLN (Persero) telah memperoleh penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards di kategori Pelaku Usaha Besar dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).

Prestasi ini diraih oleh PLN melalui program Electrifying Agriculture (EA), yang merupakan pemanfaatan energi listrik di sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional petani sejak tahun 2020.

“EA merupakan inovasi dari PLN dalam mengaplikasikan energi listrik di sektor agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional petani,” ungkap Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Selain sebagai penyedia listrik, Darmawan menjelaskan bahwa PLN juga memberikan pendampingan langsung kepada masyarakat dengan menyediakan infrastruktur pertanian berbasis listrik dan mendorong inovasi pertanian modern.

Program EA yang diinisiasi oleh PLN memiliki fokus pada empat nilai SDGs. Pertama, mencapai target ketahanan pangan dan gizi yang baik (SDG’s nomor 2) serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Kedua, menjamin akses energi yang terjangkau dan berkelanjutan (SDG’s nomor 7). Program EA membantu petani untuk melepaskan ketergantungan pada bahan bakar fosil sebagai sumber energi pompa irigasi dan alat produksi pertanian.

Efisiensi petani dari program EA mencakup nilai SDG’s nomor 8, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan biaya produksi listrik yang lebih terjangkau, petani memiliki ruang gerak operasional yang lebih luas.

Melalui upaya sirkular ini, program EA PLN juga menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan sesuai dengan SDG’s nomor 12.

Program EA tidak hanya memanfaatkan energi listrik untuk pertanian, tetapi juga menggunakan limbah hasil pertanian seperti bonggol jagung, sekam, dan cangkang sawit sebagai sumber energi alternatif co-firing PLTU. Hal ini berhasil meningkatkan kebermanfaatan dari proses pertanian.

“Dengan berhasilnya program EA, PLN telah mampu mengubah limbah FABA dari PLTU menjadi pupuk pertanian,” tambah Darmawan.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, menekankan bahwa seluruh bangsa di dunia menghadapi tantangan perubahan iklim yang berdampak pada kelangkaan air dan produksi pertanian di Indonesia.

“Di Indonesia, kita mengalami penurunan curah hujan tahunan sekitar 1 persen sampai 4 persen pada tahun 2020 hingga 2030 mendatang. Hal ini akan berdampak pada kekeringan, kekurangan air, dan konflik kebutuhan air,” ujar Suharso.

Oleh karena itu, inovasi yang dapat meningkatkan produktivitas petani dan mendukung Indonesia kembali menjadi negara swasembada pangan patut diapresiasi.

sumber: Antaranews.com