POM Listrik

POM Listrik

Kendaraan listrik adalah keniscayaan. Cepat atau lambat, kita akan menuju ke sana. Di Eropa, mulai tahun 2035, pabrikan otomotif sudah dilarang jualan mobil BBM. Harus mobil listrik.

Memang banyak keunggulan yg ditawarkan mobil listrik. Lebih rendah emisi, lebih irit, lebih mudah perawatan. Masih banyak lagi lebih-lebih yg lain.

Sedangkan kekurangannya cuma satu: harga mobilnya hari ini masih lebih mahal. Tapi itu kondisi hari ini. Dua, tiga, lima, apalagi sepuluh tahun lagi, harga mobil listrik pasti akan turun dibandingkan hari ini. Logika ekonominya berkebalikan dr bisnis mobil BBM yg kyk org jualan rumah baru: bulan depan harga naik. Sayangnya, blm ada yg bisa menghitung kapan harga mobil listrik utk kelas yg sama harganya pun bisa sama. Untungnya, harga turun adalah kepastian.

Sebagai gambaran, mobil listrik di negara pabrikannya –Korea atau China–, harganya bisa 3-5 kali lebih murah. Dan dari total harga moblis itu, separuhnya sendiri adalah harga baterai. Bayangkan kalau nanti di Indonesia ada pabrik baterai, wong bahan bikin baterainya kita termasuk yg paling sugih sekolong jagat ini. Makanya Pak Jokowi ngotot nggak mau ekspor mineral mentah sebagai bahan baku baterai.

Krn 2035 itu waktu yg relatif tak lama lagi, kota-kota di Eropa hari ini sdh jamak terlihat POM Listrik di pinggir-pjnggir jalan. Apalagi di dekat pusat keramaian dan hunian vertikal.

Konsep dan bisnis POM Listrik memang berbeda dengan POM Bensin biasa. Luasan yg dibutuhkan jauh lebih kecil POM Listrik dibandingkan POM Bensin. Desainnya juga beda. POM Bensin perlu atap. POM Listrik enggak. Bahkan POM Listrik bisa “ditempelin” di tiang listrik pinggir jalan atau dinding tembok ruko atau kafe.

Ngecasnya pun beda. Di POM Bensin, konsumen biasanya dilayani. Di POM Listrik, konsumen swalayan. Krn teknisnya sangat mirip dengan ngecas ponsel atau peralatan listrik biasa. Tinggal colok, jleb, langsung nyetrum.

Perilaku penggunanya juga pasti beda. Mobil listrik utamanya mengisi daya di rumah. Mobil bensin nggak bisa begitu. Satu²nya cara ngisi ya di POM umum. Krn org gak bisa simpan minyak di rumah. Sedangkan listrik sudah pasti ada di setiap rumah.

Ekosistem dan infrastruktur inilah yg hari ini mulai dibangun dan disiapkan. Platformnya, ketersediaannya, sistem pembayarannya, dan tetek bengeknya. Edukasinya juga sudah dilakukan.

Jadi kalau ekosistem dan infrastruktur pengecasan molis ini sudah benar-benar jadi, kita bisa menikmati teteknya, nggak cuma bengeknya doang. Kita itu siapa? Ya konsumen alias rakyat, ya negara. Konsumen menikmati penghematannya, negara menikmati nilai tambahnya. Sama-sama nikmatlah.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *