puasa

Puasa

Unggas, terutama ayam – yang saya tahu, mengerami telur hingga jadi piyik, selama tiga minggu. Dalam tiga minggu itu, dia praktis puasa.

Puasa menjadikan tubuh ayam lebih hangat dari biasanya. Dengan begitu, ia bisa menghangatkan telur untuk membuat kehidupan baru bagi calon anak-anaknya.

Telor yg dia erami, jumlahnya bisa lebih dari lima, tapi umumnya tak lebih dari sepuluh. Dari jumlah itu, tidak semua telor bisa menetas jadi anakan ayam. Yang tidak jadi, orang Jawa menyebutnya ndhog kuwuk. Telor yg gagal menetas.

Di Manila, telor gagal menetas jadi menu iatimewa untuk disantap. Di sini, nyaris tak ada yg mencobanya. Kuwukan, baunya luar biasa busuk jika dibuka.

Hari ini, anggota seramaku bertambah lima. Belum ketahuan jantan betinanya, karena masih piyik.

Sebulan setengah sebelumnya, betina serama yang sama ini pernah angrem telor-telornya, tapi tak satupun yg jadi piyik. Dan dia mengulang modus berkembang biaknya dengan segera. Dan kali ini berhasil.Babon ayam yg masih baru punya piyik gini, galaknya luar biasa. Siapapun yg mendekat, dianggap jadi ancaman buat anaknya, dan sang babon siap nladhung siapa saja yg berani mengganggu anak-anaknya. Begitulah naluri ibu yg menjagai anak-anaknya dari ancaman dan marabahaya.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *